Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari

G. Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari


Gejala-gejala geografi yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari
tercermin dalam berbagai hal, antara lain dalam persebaran pemukiman,
persebaran pusat-pusat aktivitas penduduk (sekolah, rumah, pasar, dan
industri), peristiwa alam, seperti banjir, gempa, letusan gunungapi, cuaca,
atau iklim.

Peristiwa-peristiwa alam di dalam geosfer banyak yang berkaitan dengan
kehidupan manusia baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

1. Gejala pada Atmosfer

Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer, seperti terjadinya perubahan
musim dapat berpengaruh antara lain sebagai berikut.
a) Pada musim penghujan para petani mulai menggarap lahannya
(sawah tadah hujan).
b) Jenis pakaian yang digunakan penduduk, seperti di daerah beriklim
dingin, pakaian yang digunakan pada umumnya tebal-tebal.


Orang-orang yang tinggal
di daerah kutub dengan kondisi
iklim yang dingin, menggunakan
pakaian tebal-tebal sebagai bentuk
adaptasi.

2. Gejala pada Hidrosfer

Gejala-gejala yang terjadi di hidrosfer antara lain sebagai berikut.
a) Besar kecilnya air limpasan di permukaan bumi, selain dipengaruhi
oleh besar dan lamanya hujan juga dipengaruhi penggunaan lahan
oleh manusia. Apabila perbukitan yang seharusnya dijadikan tempat
peresapan air (catchment area) dijadikan areal permukiman atau
kegiatan pertanian yang tidak memperhatikan pelestariannya maka
air limpasan (run off) jumlahnya semakin banyak.
b) Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi oleh banyak sedikitnya
peresapan air ke dalam tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis batuan
dan vegetasi penutup lahan. Cadangan air tanah juga dipengaruhi cara
manusia yang memanfaatkannya. Jika manusia memanfaatkan air tanah
secara boros, ketersediaannyapun akan cepat habis.

3. Gejala pada Litosfer

Gejala-gejala yang terjadi di litosfer antara lain sebagai berikut.
a) Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring
dilakukan dengan membuat sengkedan (terrasering).
b) Untuk menghindari penurunan daya dukung lahan, maka pemanfaatan
lahan harus memerhatikan daya dukung atau kemampuan lahannya.

4. Gejala pada Biosfer

Keragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi
bahan pangan. Pada daerah penghasil padi mayoritas penduduk
mengonsumsi nasi dari beras. Pada daerah penghasil gandum menggunakan
terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan hewan juga
demikian misalnya orang Thailand menggunakan gajah untuk mem bantu
pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk meman faatkan kuda, sapi,
dan kerbau. Hal ini disebabkan karena faktor keberadaan dari hewan-hewan
tersebut.

5. Gejala pada Antroposfer

Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini
mengakibatkan interaksi penduduk yang berbeda. Penduduk memiliki keahlian
yang berbeda-beda sehingga terjadi adanya saling membutuhkan. Penduduk
juga menempati tempat yang berbeda-beda kondisi alam dan sumber dayanya.
Hal ini menyebabkan kehidupanpun beragam karena dalam pemanfaatan
alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat yang berbeda pula.

***

Pendekatan Geografi

E. Pendekatan Geografi

Geografi mempelajari geosfer dengan menggunakan pendekatan
kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Pendekatan kelingkungan artinya geografi selalu melihat bagaimana
hubungan dan keterkaitan antara aspek fisikal dan makhluk hidup lainnya
pada ruang permukaan bumi.

Pendekatan kewilayahan atau regional artinya geografi selalu melihat
ruang sebagai wadah yang memiliki keunikan atau perbedaan dengan
wilayah lainnya sebagai hasil interelasi dan integrasi antara aspek fisik
dan manusia yang berada di dalamnya.

Konteks keruangan artinya geografi selalu melihat ruang dalam
pengertian tiga dimensi, yaitu atas (atmosfer), bawah (litosfer), dan
luasan (hidrosfer, biosfer, dan antroposfer). Geografi selalu melihat
pola penye baran suatu fenomena dalam ruang atau permukaan bumi,
bagaimana keterkaitan antara fenomena dengan fenomena lain yang
berbeda di suatu tempat, fenomena suatu tempat dengan fenomena lain
di lain tempat, dan bagaimana pengaruh dari suatu fenomena (gejala)
terhadap fenomena (gejala) lain dalam ruang yang jauh lebih luas.
Dari pembahasan sebelumya diketahui bahwa ruang lingkup geografi
tersebut sangatlah luas. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan tidak
hanya dari sudut aspek keruangannya, tetapi dari aspek-aspek yang lainnya.
Menurut Nursid Sumaatmadja, terdapat empat jenis pendekatan
geografi, yaitu sebagai berikut.

1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Pendekatan Topik, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada topik
utama dari suatu gejala dan masalah pada studi geografi. Misalnya, topik
utama yang terjadi di Indonesia adalah gempa bumi yang melanda
Yogyakarta, Jawa Tengah, dan pantai selatan Jawa Barat.
b. Pendekatan Aktivitas Manusia, yaitu pendekatan yang fokus
utamanya adalah aktivitas manusia (human activities). Pendekatan
ini dapat digunakan untuk mengkaji fenomena mata pencarian
penduduk di pada suatu wilayah, serta apakah fenomena itu terjadi
di dataran rendah, pegunungan, atau daerah pantai. Berdasarkan
persebaran tersebut dapat pula diungkapkan interelasinya dengan
keadaan kesuburan tanah, hidrografi, atau iklim.
c. Pendekatan Region, yaitu pendekatan yang fokus utamanya adalah
region atau wilayah tempat suatu gejala dan masalah geografi tersebut
terjadi. Misalnya, dalam mengkaji gempa bumi di Yogyakarta, Jawa
Tengah, dan pantai selatan Jawa Barat.

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa di wilayah tersebut dapat
terjadi bencana? Bagaimana persebaran gejala dan masalah tersebut
di permukaan bumi, dan faktor apa yang menjadi sebabnya.

2. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Pendekatan ekologi adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
menelaah dan menganalisis suatu gejala dan masalah geografi dengan menerapkan
konsep dan prinsip ekologi. Ekologi mempelajari hubungan timbal
balik antara manusia dan lingkungannya yang membentuk suatu sistem
ekologi atau ekosistem. Misalnya, dalam mengkaji suatu daerah permukiman
maka yang ditinjau adalah bentuk ekosistem hasil interaksi persebaran dan
aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika mengkaji
daerah pertanian, perdagangan, industri, atau pariwisata.


Perkembangan wilayah kota dapat
dianalisis dengan menggunakan
pendekatan historis (kronologi).

3. Pendekatan Historis (Historycal Approach)

Pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang menganalisis
gejala dan masalah geografi berdasarkan proses kronologi serta
memprediksi proses gejala dan masalah tersebut pada masa yang akan
datang. Gejala dan masalah yang dapat dikaji dengan menggunakan
pendekatan historis adalah perkembangan kota. Dengan bantuan peta
dapat diketahui perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu, kecenderungan
arah perkembangan kota tersebut, dan faktor pendorongnya
sehingga dapat disusun suatu perencanaan tata ruang untuk menunjang
perkem bangan kota tersebut.

4. Pendekatan Sistem (System Approach)

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan dengan menggunakan
cara berpikir sintetik yang diterapkan pada suatu gejala dan masalah
dalam suatu sistem keruangan.

Cara berpikir sintetik adalah suatu cara berpikir dalam mengkaji
dan menganalisis suatu benda atau masalah sebagai bagian dari suatu
sistem. Dalam melakukan kajian pada fenomena alam dapat pula
menggunakan pendekatan sistem.

Misalnya, kajian tentang pertanian di suatu wilayah. Pertanian merupakan
suatu sistem yang terdiri dari subsistem-subsistem seperti jenis
tanah, iklim, teknologi, dan sumber daya manusia. Dengan menggunakan
pendekatan sistem, dapat diketahui gejala pertanian pada suatu sistem
keruangan dengan segala komponen atau subsistemnya.

F. Prinsip-Prinsip dan Aspek Geografi

Prinsip-prinsip dasar geografi terbagi menjadi empat jenis, yaitu
sebagai berikut.

1. Prinsip Persebaran adalah prinsip geografi yang berkenaan dengan
persebaran gejala di permukaan bumi yang cenderung tersebar tidak
merata.
2. Prinsip Interelasi adalah prinsip geografi yang berkenaan dengan hubungan
timbal balik (interelasi) antara gejala yang satu dan gejala yang lainnya.
3. Prinsip Deskripsi adalah prinsip geografi yang berkenaan dengan
pemaparan (deskripsi) suatu gejala di permukaan bumi baik melalui
tulisan, tabel, diagram, peta, atau video.
4. Prinsip Korologi (keruangan) adalah prinsip geografi yang berkenaan
dengan kajian gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau dari aspek
persebaran, interelasi, dan interaksinya dalam ruang (permukaan
bumi) yang membentuk suatu integritas atau kesatuan tertentu.


Aspek-aspek geografi terbagi menjadi tujuh jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Aspek Topologi, meliputi unsur letak, batas, luas dan bentuk
(morfologi) dari suatu wilayah.
2. Aspek Nonbiotik, meliputi unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik
perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.
3. Aspek Biotik, meliputi unsur vegetasi (tetumbuhan atau flora, dunia
binatang (fauna) dan kajian penduduk.
4. Aspek Sosial, meliputi unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas,
kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
5. Aspek Ekonomi, meliputi unsur pertanian, perkebunan, pertambangan,
perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan pasar.
6. Aspek Budaya, meliputi kajian unsur pendidikan, agama, bahasa
dan kesenian.
7. Aspek Politik, meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

>>>

Cabang-Cabang Geografi dan Ilmu Penunjang

D. Cabang-Cabang Geografi dan Ilmu Penunjang

Secara garis besar disiplin ilmu geografi dibagi menjadi dua yaitu
geografi fisik dan geografi manusia.

1. Geografi Fisik

Geografi fisik mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang
meliputi tanah, air, udara dengan segala proses dan dinamikanya.
Penekanan geografi fisik adalah gejala alamiah permukaan bumi yang
menjadi tempat hidup manusia.

Kajian geografi fisik ditunjang oleh kajian Geologi, Geomorfologi,
Ilmu Tanah, Meteorologi, Klimatologi dan Oseanografi.

1) Geologi mempelajari tentang bagaimana bumi terbentuk dan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
2) Geomorfologi mempelajari bentuk permukaan lahan dan sejarah
pembentukanya.
3) Ilmu Tanah mempelajari sifat-sifat fisik tanah dan segala seluk beluk
mengenai jenis tanah yang terdapat di alam.
4) Meteorologi dan Klimatologi mempelajari gejala cuaca dan iklim
yang terjadi di alam.
5) Oseanografi mempelajari tentang seluk beluk kelautan seperti sifatsifat
salinitas, arus laut, sedimen kelautan.
Di dalam telaahan geografi fisik senantiasa menekankan kepada
keterkaitan dengan kepentingan hidup manusia. Cabang-cabang geografi
fisik antara lain geografi tanah, geografi tumbuhan dan geografi hewan.
Ruang Lingkup, Konsep, Pendekatan, Prinsip, dan Aspek Geografi 15

2. Geografi Manusia

Geografi manusia merupakan cabang geografi yang mempelajari
tentang aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya
aktivitas manusia. Geografi manusia terbagi menjadi beberapa cabang
yaitu geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi
permukiman, dan geografi sosial.

Geografi manusia disebut juga dengan istilah geografi sosial mayor.
Adapun geografi sosial yang cabangnya terdiri atas kajian geografi
manusia disebut geografi sosial minor.

Terdapat perbedaan mendasar di antara geografi manusia dengan
geografi sosial minor dalam keluasan pembahasannya. Kajian dalam
geografi manusia ditunjang oleh ilmu politik, ekonomi, dan sosiologi.
Selain ilmu-ilmu penunjang yang telah disebutkan, dalam geografi
dikenal dengan teknik penunjang untuk melakukan analisisnya. Teknik
penunjang tersebut antara lain mencakup kartografi yaitu ilmu tentang
perpetaan, penginderaan jauh (ilmu tentang pemantauan jarak jauh
objek-objek geografis) dan sistem informasi geografis yaitu ilmu tentang
analisis fenomena-fenomena geografis dan nongeografis terhadap suatu
wilayah dan peruntukannya.

3. Ilmu Penunjang Geografi

Agar dapat menjelaskan setiap fenomena dengan baik, geografi
memerlukan ilmu-ilmu penunjang dalam menjelaskan gejala yang bersifat
fisikal, seperti Geologi (ilmu yang mempelajari batuan), Geomorfologi
(ilmu yang mempelajari bentuk lahan), ilmu tanah (ilmu yang mempelajari
tanah), Klimatologi dan Meteorologi (ilmu yang mempelajari iklim dan
cuaca), Hidrologi (ilmu yang mempelajari air daratan), Oseanografi (ilmu
yang mempelajari lautan), dan Biologi (ilmu yang mempelajari makhluk
hidup).

Dalam menjelaskan gejala manusia, geografi ditunjang oleh Sosiologi
(ilmu yang mempelajari interaksi manusia), Ekonomi (ilmu yang mem pelajari
bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal
dengan ketersediaan sumber daya yang terbatas), Antropologi (ilmu yang
mempelajari umat manusia secara fisik dan budaya), dan Sejarah (ilmu yang
mem pelajari peristiwa berdasarkan dari urutan waktu.

Geografi berada pada posisi sentral di dalam sistem pengetahuan
karena berada dalam dua bagian ilmu. Di satu pihak mempelajari hal-hal
yang bersifat fisik, dan di lain pihak mempelajari hal-hal yang bersifat
sosial. Dengan demikian, tampak dengan jelas bahwa geografi tidak dapat
berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dari ilmu penunjang lainnya.

4. Cabang-Cabang Geografi

Berdasarkan bidang kajiannya, geografi terbagi atas tiga cabang ilmu,
yaitu sebagai berikut.

a. Geografi Fisik

Geografi fisik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian
ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh adanya interaksi dan
inter dependensi bentuk lahan. Perhatian utama geografi fisik adalah lapisan
hidup (life layer) dari lingkungan fisik, yaitu zona tipis dari daratan dan
lautan yang di dalamnya terdapat sebagian besar fenomena kehidupan.

Adapun ilmu-ilmu yang menunjang geografi fisik adalah sebagai berikut.

1) Meteorologi dan Klimatologi
Meteorologi dan Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala
cuaca dan iklim di atmosfer.
2) Oseanografi
Oseanografi adalah ilmu pengetahuan dan studi eksplorasi mengenai
lautan serta semua aspek yang terdapat di dalamnya. Aspek-aspek
tersebut, seperti sedimen, batuan yang membentuk dasar laut, interaksi
antara laut dan atmosfer, pergerakan air laut, serta tenaga yang
menyebabkan adanya gerakan tersebut baik tenaga yang berasal dari
dalam maupun dari luar.


Eksplorasi sumber daya laut
dengan segala potensinya merupakan
objek kajian disiplin ilmu Oseanografi.

3) Hidrologi dan Hidrografi
Hidrologi mempelajari gerakan dan distribusi air di bumi. Adapun
Hidrografi adalah suatu cabang ilmu geografi fisik yang berhubungan
dengan penelitian dan pemetaan air di permukaan bumi.
4) Geologi dan Geomorfologi
Geologi menjelaskan bagaimana bumi terbentuk dan bagaimana bumi
berubah dari waktu ke waktu. Adapun Geomorfologi mempelajari
bentuk permukaan lahan dan sejarah pembentukannya.
5) Ilmu Tanah dan Geografi Tanah
Ilmu Tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk atau sifat-sifat
tanah. Adapun Geografi Tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang
tanah, seperti sifat, genesis, penyebaran, dan penerapannya terhadap
kehidupan manusia.
6) Biologi dan Biogeografi
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dunia tumbuhan
dan hewan. Adapun Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari
penyebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi, membatasi, atau menentukan pola penyebaran jarak.

b. Geografi Manusia

Geografi manusia mempelajari manusia dalam ruang termasuk di
dalamnya jumlah penduduk, penyebaran penduduk, dinamika penduduk,
aktivitas ekonomi, politik, sosial, dan budayanya. Cabang geografi manusia,
di antaranya sebagai berikut.

1) Ilmu Ekonomi dan Geografi Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha-usaha
manusia untuk mencapai kemakmuran, gejala-gejalanya, dan hubungan
timbal balik dari usaha tersebut.

Ruang Lingkup, Konsep, Pendekatan, Prinsip, dan Aspek Geografi 17
Adapun Geografi Ekonomi membahas bagai mana usaha manusia
mengeksploitasi sumber daya alam, menghasil kan barang dagangan, pola
lokasi, dan persebaran dari suatu kegiatan industri.

2) Ilmu Politik dan Geografi Politik
Politik adalah kegiatan pada suatu negara yang berhubungan dengan
proses menentukan tujuan-tujuan yang telah dipilih suatu negara dalam rangka
menggapai tujuan yang akan dicapai oleh negara tersebut. Adapun Geografi
politik mempelajari unit-unit politik, wilayah , perbatasan, serta ibu kota suatu
region dengan unsur-unsur kekuatan nasional dan politik internasional.

3) Demografi dan Geografi Penduduk
Demografi adalah ilmu yang mempelajari keadaan dan dinamika
perubahan-perubahan penduduk. Adapun Geografi Penduduk adalah cabang
disiplin ilmu geografi yang mengemukakan variasi-variasi kualitas ruang dalam
demografi dan nondemografi dari penduduk. Selain itu, Geografi Penduduk
mempelajari konsekuensi-konsekuensi sosial dan ekonomi yang berasal dari
rangkaian interaksi dengan suatu rangkaian khusus dari kondisi-kondisi yang
terdapat di dalamnya diberikan oleh unit atau suatu daerah.

c. Geografi Teknik
Geografi Teknik mempelajari cara-cara memvisualisasikan dan
menganalisis data dan informasi geografis dalam bentuk peta, diagram,
foto udara, dan citra hasil penginderaan jauh. Cabang ilmu Geografi
Teknik yaitu sebagai berikut.

1) Kartografi, adalah ilmu dan seni membuat peta. Peta dibuat dengan
menggunakan hasil-hasil pengukuran dan pengumpulan data dari
berbagai unsur dipermukaan bumi yang telah dilakukan oleh surveyor,
geograf, dan kartograf.

2) Penginderaan Jauh, adalah ilmu dan seni yang menghasilkan
informasi mengenai objek, daerah, atau gejala. Dilakukan dengan
menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat. Tanpa adanya
kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.

3) Sistem Informasi Geografis, adalah sistem informasi berbasis
komputer dimana dapat menyimpan, mengelola, memproses,
menganalisis data geografis maupun nongeografis, serta menyediakan
informasi dan grafis secara terpadu.

Geografi memerlukan keterkaitan antardisiplin ilmu dalam menjelaskan suatu
fenomena alam. Diskusikanlah bersama teman kelompok Anda mengenai contoh
keterkaitan tersebut. Lakukan analisis singkat. Kemudian hasil analisis terbaik
akan dipresentasikan. Carilah referensi yang mendukung hasil analisis.

Dalam menelaah setiap gejala di permukaan bumi, geografi tidak
mengklasifikasikan aspek fisik dan manusia, tetapi selalu memadukan
keduanya. Aspek fisik dan manusia ditelaah secara terintegrasi. Perpaduan
antara geografi fisik dan geografi manusia secara faktual di lapangan menghasilkan
kajian geografi regional. Regional adalah bagian-bagian dari
geosfer yang ditelaah dengan menggunakan pendekatan geografi sehingga
regional merupakan dari ilmu geografi.

Geologi, geomorfologi, ilmu tanah, klimatologi, dan meteorologi
merupakan ilmu yang menganalisis ruang lingkup kebumian secara murni
tanpa diintegrasikan dengan kehidupan manusia. Demikian pula ilmu
politik, sosiologi, ekonomi, dan demografi mempelajari manusia secara
murni. Adapun geografi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia
dan kebumian secara terpadu dan terintegrasi.

Contohnya dalam mempelajari penduduk. Demografi membahas
tentang jumlah, pertumbuhan, kepadatan, dan penyebaran penduduk.
Geografi mempelajari jumlah, pertumbuhan, dan penyebaran penduduk
dalam kaitannya dengan aspek fisikal, seperti mengapa di daerah dataran
rendah penduduknya lebih banyak dibandingkan dengan daerah
pegunungan.

Kemudian mengapa penduduk di daerah dataran rendah cenderung
menyebar secara merata, sedangkan di pegunungan mengelompok, mengapa
pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tinggi atau rendah, faktor fisik
dan sosial budaya apa yang berpengaruh terhadap fenomena tersebut.

Contoh lain dalam mempelajari pertanian, ahli agronomi mempelajari
cara bercocok tanam. Ahli ekonomi mempelajari biaya produksi, penge lolaan,
dan pemasaran. Adapun ahli geografi mempelajari lokasi berbagai jenis
usaha pertanian di permukaan bumi, bagaimana keterkaitannya antara aspek
fisik, seperti iklim, kemiringan lereng, ketinggian, tata air, dan aspek sosial,
seperti cara bertani, penerapan teknologi, modal, pemilikan lahan, kebijakan
pemerintah, dan adat istiadat dalam bentuk bercocok tanam.

>>>

Konsep-Konsep Geografi

C. Konsep-Konsep Geografi

Dalam mengkaji gejala atau peristiwa dalam ruang, geografi selalu
mempergunakan konsep lokasi, jarak, tempat, hubungan timbal balik,
gerakan, dan perwilayahan.

1. Konsep Lokasi

Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, peristiwa, atau gejala di
permukaan bumi dalam hubungannya dengan tempat, benda, gejala,
dan peristiwa lain. Terdapat dua komponen lokasi, yaitu arah dan jarak.
Arah menunjukkan posisi suatu tempat jika dibandingkan dengan tempat
di mana orang tersebut berada. Adapun jarak adalah ukuran jauh atau
dekatnya dua benda atau gejala tersebut. Contoh, Bandung terletak di
sebelah selatan Jakarta, arah tersebut akan berbeda jika orang yang bertanya
berada di Semarang, Bandung terletak di sebelah barat. Contoh
lain adalah istilah Timur Tengah. Timur Tengah adalah sebutan negara
Arab bagi orang Eropa, sedangkan orang yang berada di sebelah timur
Arab tentu harus menyebutnya sebagai daerah Barat Tengah. Jadi, arah
suatu tempat bersifat relatif. Demikian pula dengan istilah dekat atau
jauh, besar atau kecil, cepat atau lambat, yang pasti arah dan jarak akan
menentukan intensitas hubungan dari dua tempat yang berbeda.
Ada dua macam lokasi yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi
absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan
garis bujur. Misalnya, Indonesia terletak di antara 6° LU–11° LS dan
antara 95° BT–141° BT. Contohnya, Kota Pontianak terletak pada garis
lintang 0° dan 109,3° BT.

Lokasi absolut mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan
relatif tetap, aspek perubahannya kecil sekali, dan berlaku umum
di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut, seseorang dapat mengetahui
jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi. Dengan
bantuan garis lintang seseorang dapat menggambarkan kondisi iklim
suatu daerah, berarti dapat diperkirakan kehidupan tumbuhan, hewan,
dan penduduk nya secara lebih rinci. Misalnya Indonesia terletak di daerah
iklim tropis, berarti vegetasinya bersifat heterogen, selalu menghijau,
kehidupan hewannya beragam, penduduknya termasuk ras mongoloid,
sebagian besar penduduknya hidup dalam bidang pertanian, dan ciri-ciri
lainnya. Dengan mengetahui lokasi suatu tempat berdasarkan garis lintang,
seseorang akan memperoleh gambaran tentang kondisi iklim, kehidupan
tumbuhan, hewan, dan manusianya. Garis bujur akan memenga ruhi perbedaan
waktu. Dengan mengetahui posisi suatu tempat menurut garis bujur
dapat mengetahui kapan suatu aktivitas dapat dilaksanakan. Contohnya, di
Inggris pada pukul 01.00 pagi orang-orang masih tidur, tetapi di Indonesia
bagian barat pada waktu yang sama berarti sudah pukul 08.00 pagi (GMT
10 + 7 jam), berarti aktivitas manusia sudah ber langsung. Orang Inggris
dapat melakukan hubungan bisnis dengan orang Indonesia. Dengan
demikian, dalam melakukan hubungan dengan orang lain yang berbeda
negara dan posisi garis bujurnya, harus benar-benar memerhatikan waktu
agar tidak menimbulkan adanya salah pengertian.


Bumi dibagi menjadi 24 zona
waktu. Besarnya zona waktu
masing-masing sekitar 150 lebar
garis bujur

Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi
daerah di sekitarnya. Kondisi dan situasi di sini dapat berupa kondisi
fisik, sosial, ekonomi, budaya, dan keberadaan sarana transportasi dengan
daerah sekitarnya. Misalnya, Indonesia terletak di antara dua samudra
dan dua benua, serta dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia.
Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis
karena berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda,
yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut memiliki kondisi fisik
dan corak kehidupan yang berbeda.

2. Konsep Jarak dan Keterjangkauan

Jika jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, manusia
cenderung akan memperhitungkan jarak. Misalnya, antara Bandung
dengan Jakarta jaraknya 140 km, dahulu jarak tempuh Bandung-Jakarta
naik bus mencapai 5 jam. Sekarang dengan adanya jalan tol Cipularang
dapat dijangkau hanya sekitar 3 jam saja dengan jenis kendaraan yang
sama. Waktu tempuh tersebut akan berbeda jika orang tersebut mempergunakan
jalan Sukabumi, atau Cianjur. Waktu tempuh Bandung-Jakarta
akan berbeda pula jika menggunakan kereta api atau pesawat terbang.
Bahkan jika seseorang mempergunakan telepon untuk berhubungan
dengan orang di Jakarta, rasanya sudah tidak punya waktu tempuh lagi.
Semakin lengkap sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi
seolah-olah semakin dekat jarak antara dua tempat sehingga hubungan
dan pengaruh (baik positif maupun negatif ) akan semakin intensif.
Sebaliknya, walaupun dua tempat jarak absolutnya relatif dekat, tetapi
jika trans portasi dan komunikasinya tidak ada atau terbatas, akan semakin
lama dan terbatas hubungan yang dapat dijalin.

Sekarang dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan
transportasi di dunia, jarak bukan lagi menjadi masalah. Tempat-tempat
di dunia terasa semakin dekat, menyatu, dan transparan, semua itu dikenal
dengan era globalisasi.


Pesawat terbang menjadi salah
satu sarana transportasi udara yang
dapat mempercepat terjadinya arus
globalisasi.

3. Konsep Tempat

Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah.
Suatu tempat dibentuk oleh karakter fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air,
morfologi, flora, dan fauna) dan manusia yang hidup di dalamnya (seperti
jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan,
pendapatan, dan kebudayaan).

Nama tempat dapat mencerminkan kondisi atau identitas suatu
daerah secara spesifik. Jika seseorang menyebut nama gunung atau teluk
sudah terbayangkan bagaimana kondisi alam dan manusianya. Tempat
juga dapat mencerminkan kondisi umum berdasarkan prinsip kesamaan
fisik atau manusianya, seperti gurun, plato, dataran, pertanian hortikul tura,
perkebunan, hutan, perdesaan, atau metropolitan.

Semua tempat di permukaan bumi memiliki karakteristik tertentu.
Karakteristik atau ciri khas suatu tempat dapat terlihat dengan jelas
atau dapat pula tidak. Setiap unsur yang terdapat di tempat tersebut
memberikan karakter tertentu sehingga dapat dibedakan dari daerah
lainnya. Dalam menggambarkan atau mengkaji suatu tempat, geografi
senantiasa melihat karakteristik fisik dan manusianya.
a. Karakteristik fisik berasal dari proses-proses yang bersifat alami,
seperti proses geologis, hidrologis, atmosfiris, dan biologis yang
menghasilkan bentuk lahan, tata air, iklim, tanah, vegetasi alami,
dan kehidupan faunanya.
b. Karakteristik manusia adalah semua bentuk pemikiran dan aktivitas
manusia sebagai cerminan adaptasi manusia terhadap lingkungannya.
Termasuk di dalamnya jumlah dan komposisi penduduk, perkem bangan
penduduk, mata pencarian, pola pemukiman, jaringan transportasi, dan
komunikasi sebagai cerminan interaksi manusia dengan sesamanya.

Dalam mengkaji suatu tempat orang dapat melihatnya dari dua
aspek, yaitu site dan situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu
tempat atau daerah, seperti iklim, keadaan tanah, topografi, pendu duk,
dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya. Situasi adalah
kondisi ekternal suatu tempat, atau kondisi suatu tempat jika dibandingkan
dengan daerah lainnya atau tempat sekitarnya.

4. Konsep Hubungan Timbal Balik (Interelasi)

Setiap gejala yang terjadi di permukaan bumi ini pada dasarnya
merupakan hasil hubungan timbal balik antara berbagai faktor. Hubungan
ini dapat terjadi antara faktor fisik dan faktor fisik, faktor fisik dan manusia,
serta diantara faktor manusia dan faktor manusia.

Contoh hubungan antara faktor fisik dan faktor fisik, antara lain
ketinggian tempat dengan iklim mikro, kemiringan lereng dengan erosi,
kesuburan lahan dengan jenis batuan, ketersedian air tanah dengan curah
hujan, dan jenis tanah dengan vegetasi penutup lahan. Contoh hubungan
antara faktor fisik dan manusia, antara lain pemusatan penduduk di daerah
subur dan dataran rendah, kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha
tani, serta bentuk lahan dengan pola jalan.

Contoh hubungan antara faktor manusia dan manusia adalah individu
yang serba bergantung terhadap individu lain. Tidak ada manusia yang
dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Ketergantungan
ini tercermin dari adanya masyarakat, perdagangan, trans portasi,
komunikasi, berbagai organisasi sosial, politik, atau kebudayaan, dalam
kehidupan di masyarakat. Dalam tatanan geografis pola permukiman dapat
menjadi pertanda sifat-sifat saling ketergantungan.


Pasar tempat terjadinya hubungan
dalam sistem perdagangan
sebagai bentuk ketergantungan
antarmanusia.

5. Konsep Gerakan

Pada dasarnya setiap gejala di permukaan bumi mengalami adanya
gerakan. Gerakan objek atau gejala yang tampak jelas, seperti terjadinya
gerakan awan, air mengalir, angin, batuan dan tanah oleh manusia, atau
gerakan barang, manusia melakukan kerja, dan gerakan arus laut oleh
angin. Gerakan yang tidak tampak, seperti gerakan panas dari lintang
rendah (ekuator) ke lintang tinggi, serta gerakan informasi, dan ide atau
gagasan. Gerakan ini menunjukkan adanya interaksi antara satu objek ke
objek yang lain atau antara satu tempat ke tempat lain yang berbeda.

Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk dapat memahami
bagaimana latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan
bumi serta dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain.
Misalnya, terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari
adanya perbedaan iklim, dan perbedaan iklim disebabkan oleh adanya
sirkulasi udara secara global di atmosfer.

Tinggi rendahnya permukaan bumi terjadi akibat adanya gerakan
lempeng benua dan samudra, gerakan lempeng juga dapat menyebabkan
terjadinya gunungapi, lipatan, patahan, gempa, dan runtuhan. Adanya
perbedaan biota laut disebab kan oleh gerakan arus laut akibat dari perbedaan
suhu dan kedalaman. Tumbuhan bergerak secara alami, seperti
oleh air dan angin atau hasil campur tangan manusia. Gerakan manusia
tampak jelas dari semakin padatnya jalur transportasi dan komunikasi
yang meng hubungkan berbagai tempat di permukaan bumi.


Mobilitas (gerakan) manusia dari
suatu tempat ke tempat lainnya
termasuk objek kajian geografi.

Adanya globalisasi peradaban dunia merupakan suatu bukti kemajuan
di bidang transportasi dan komunikasi. Dunia menjadi transparan sehingga
faktor jarak dan waktu bukan lagi menjadi suatu masalah. Setiap hari
bahkan setiap menit individu dalam masyarakat dapat berkomunikasi
dengan orang lain di dunia. Dalam skala besar, perdagangan internasional
menunjukkan tidak ada negara yang dapat memenuhi kebutuhan nya
sendiri. Dalam bidang-bidang tertentu negara yang satu dengan negara
yang lain terjadi saling ketergantungan.

Geografi melalui kajian geografi transportasi, membantu menjelaskan
berbagai pola gerakan fisik manusia, gagasan dan barang, serta pen jalaran
atau difusi dari teknologi transportasi. Berbagai sistem tran spor tasi
dianalisis perkembangan dan dampaknya sehingga mem berikan berbagai
alternatif arah transportasi menjadi lebih efisien.

6. Konsep Pewilayahan (Regionalisasi)

Tema yang paling mendasar dari studi geografi adalah region, sedangkan
kajian utamanya adalah berbagai bentuk region dan perubahannya.
Regionalisasi pada dasarnya merupakan pengumpulan, pengklasifikasian
atau pengelompokan data ke dalam data yang sejenis. Dari
pengelompokan tersebut akan terlihat daerah yang menunjukkan adanya
persamaan dan perbedaan.

Kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga
dapat dibedakan dari daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau
ciri khas suatu tempat tersebut dapat berupa karakteristik fisik, sosial,
atau gabungan keduanya.

Terdapat banyak cara untuk menentukan region bergantung pada
kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya,
politik, bahasa, agama, dan etnik yang berkembang di masyarakat).


Pantai


Dataran rendah


Dataran tinggi

>>>

Ruang Lingkup Geografi

B. Ruang Lingkup Geografi

1. Definisi Geografi

Beberapa definisi geografi telah banyak dikemukakan para ahli, tetapi
semuanya bergantung pada latar belakang pengetahuan pembuat definisi
tersebut. Beberapa definisi yang dikemukakan para ahli antara lain sebagai
berikut.

a. Karl Ritter
Geografi adalah studi tentang daerah-daerah yang berbeda-beda di
permukaan bumi (differential area) dalam keragamannya.

b. Finch C. Vernor
Geografi adalah studi yang menjelaskan, menerangkan suatu daerah
di permukaan bumi disertai dengan analisisnya. Tidak hanya menyoroti
fenomena tertentu saja, melainkan memerhatikan perubahan-perubahan
dan dinamika yang berlangsung di atasnya.

c. Elsworth Huntington
Geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya melalui relasi
antara lingkungan dan aktivitas (kualitas manusia).

d. R. Bintarto
Geografi adalah studi yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala
di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan
bumi. Kajian secara fisik maupun yang mencakup makhluk hidup beserta
permasalahannya. Kajian dilakukan melalui pendekatan keruangan,
ekologi, regional untuk kepentingan, proses, dan keberhasilan program.

e. Ikatan Geografi Indonesia (IGI)
Geografi adalah studi pengetahuan yang mempelajari persamaan dan
perbedaan geosfer melalui pendekatan kelingkungan dan kewilayahan
dalam konteks keruangan.

Daldjoeni mengemukakan bahwa yang menjadi pokok telaah disiplin
ilmu geografi adalah sebagai berikut.

1) Ukuran, bentuk, dan aneka gerakan bumi.
2) Persebaran serta posisi massa daratan dan wujud perairan.
3) Batuan, struktur, dan berbagai relief permukaan bumi.
4) Air yang terdapat di berbagai samudra, lautan, serta seluk-beluk
gerakannya.
5) Pola persebaran dunia tumbuhan dan hewan.


Persebaran flora dan fauna
di permukaan bumi menjadi salah
satu kajian geografi.

6) Atmosfer dengan gejala-gejala di dalamnya, mengenai kajian cuaca
serta pola-pola iklim yang terdapat di permukaan bumi.
7) Ras-ras umat manusia dan persebarannya yang berdasarkan unit
lingkup kenegaraan.
8) Aneka bentuk kegiatan manusia dalam upaya mengembangkan
dan menegakkan sistem perekonomian
9) Beraneka ciri dan jenis permukiman manusia.
10) Ciri-ciri sosial dan budaya masyarakat.
11) Pengaturan umat manusia secara politis dan relasi antarmanusia.

Dari keberagaman pengertian mengenai geografi yang dikemukakan
para ahli, dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan
dengan objek utamanya adalah bumi beserta segala isinya.

Kajiannya termasuk segala peristiwa, gejala, atau fenomena yang
timbul sebagai akibat dari adanya hubungan interaksi yang terjadi
antara berbagai unsur fisik maupun sosial ditinjau dari sudut pandang
keruangan, kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Berdasarkan pengertian tersebut, geografi merupakan ilmu yang
ruang lingkup serta kajiannya sangat luas dan kompleks. Kajian Geografi
bertujuan untuk memahami hal-hal sebagai berikut.

1) Penyebaran fenomena di atas permukaan bumi.
2) Hubungan antarfenomena di suatu tempat.
3) Hubungan suatu fenomena dengan fenomena di tempat lain.
4) Efek suatu fenomena terhadap fenomena lain.
5) Variasi suatu fenomena dari satu tempat ke tempat lain.
6) Mengapa suatu fenomena terdapat di suatu tempat sedangkan
di tempat lain tidak terdapat keberadaanya.
7) Difusi keruangan dan fenomena.
8) Lokasi dan lokalisasi dari suatu fenomena.
9) Akibat dari suatu tindakan pada suatu tempat terhadap fenomena
di tempat lain.
10) Manfaat dan kegunaan dari suatu fenomena atau tindakan guna
mening katkan kesejahteraan manusia dan pembangunan.

2. Objek Geografi

Beberapa ahli telah banyak mengemukakan objek kajian dari disiplin
ilmu geografi, akan tetapi semuanya memiliki perbedaan. Jika diurutkan
kembali, akan terlihat bahwa objek geografi terdiri atas dua aspek, yaitu
material dan formal.

a. Objek Material
Objek material geografi adalah Geosfer yang terdiri atas Litosfer (lapisan
kulit bumi), Atmosfer (lapisan udara), Hidrosfer (lapisan air), Biosfer (lapisan
hewan dan tumbuhan), dan Antroposfer (lapisan manusia).



Lapisan-lapisan tersebut sebenarnya dikaji pula oleh bidang ilmu
lain. Contohnya kajian litosfer oleh Geologi, atmosfer oleh Klimatologi,
Geofisika dan Meteorologi, hidrosfer oleh Hidrologi, biosfer oleh Biologi,
dan antroposfer oleh disiplin ilmu, seperti Sosiologi, Antropologi, Politik,
Ekonomi, dan disiplin ilmu-ilmu yang lainnya.

Di manakah letak geografi? Geografi mempelajari ilmu kebumian
dan kehidupan manusia secara terintegrasi. Geografi juga mempelajari
hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik antara faktor fisikal dan
manusia secara menyeluruh? Oleh karena itu, ilmu geografi berada pada
dua pijakan antara ilmu alam dan ilmu sosial.

Adapun yang menjadi ciri-ciri geografi adalah sebagai berikut.
1) Geografi melihat permukaan bumi sebagai lingkungan hidup
manusia dan lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan
manusia.
2) Geografi melihat penyebaran manusia dalam ruang dan bagai mana
ruang dengan segala sumber dayanya.
3) Geografi melihat ciri khas suatu daerah sehingga persamaan dan perbedaan
dari wilayah di permukaan bumi dapat terlihat dengan jelas.
4) Dalam mempelajari suatu fenomena atau gejala, geografi selalu
mengaitkannya dengan unsur letak, jarak, penyebaran, interelasi,
gerakan, dan regionalisasi dari suatu wilayah.

Sebagai contohnya dalam mengkaji masalah banjir. Geografi tidak hanya
melihat luas genangan, kedalaman, dan pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia, tetapi dikaji juga bagaimana latar belakang timbulnya fenomena
banjir tersebut. Bagaimana penggunaan lahan di daerah hulu, penggarapan
lahan, kemiringan lereng, intensitas hujan, dan faktor sosial budaya penduduk
setempat di daerah hulu sungai? Kajian jumlah dan kepadatan penduduk,
pemilikan lahan, cara penggarapan lahan, tingkat pendidikan, pendapatan,
dan kebiasaan-kebiasaan lainnya dalam memanfaatkan potensi lingkungan.
Kemudian, diamati juga bagaimana peranan daerah hilir sebagai daerah limpasan
air, seperti lebar kedalaman sungai, penggunaan lahan, dan faktor sosial,
budaya, serta ekonomi penduduk setempat di sekitar sungai.

b. Objek Formal
Objek formal geografi adalah cara pandang dan berpikir terhadap
gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala tersebut baik berupa keadaan
fisik maupun keadaan sosialnya. Cara pandang geografi terhadap objek
formal dapat dilihat dari organisasi keruangan (spatial setting) yang
meliputi:

Ruang Lingkup, Konsep, Pendekatan, Prinsip, dan Aspek Geografi 7

1) pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
2) keterkaitan atau hubungan yang terjadi antargejala atau fenomena
tersebut (spatial system); dan
3) perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut
(spatial process).

Dari pandangan objek formal, maka akan muncul beberapa pertanyaan
yang dikenal dengan 5 WH + 1H. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
untuk mengetahui gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi
sehingga hasil uraiannya jelas sebagai cara pandang geografi.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu sebagai berikut.

1) What
Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui apa yang terjadi.
2) Where
Pertanyaan mengenai lokasi, persebaran fenomena atau gejala
di permukaan bumi dengan tujuan untuk mengetahui di mana
fenomena atau gejala tersebut terjadi.
3) When
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui kapan peristiwa tersebut
terjadi.
4) Why
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi.
5) Who
Pertanyaan ini untuk mencari pelaku dari terjadinya suatu peristiwa di
alam, agar orang mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya
peristiwa tersebut atau individu yang terlibat di dalamnya.
6) How
Pertanyaan ini untuk mencari jawaban dari bagaimana peristiwa
tersebut seharusnya dapat diselesaikan dengan baik.

Contoh penerapan aplikasi penggunaan 5WH + 1H dalam mengkaji
bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu sebagai berikut.
1) (What) Apa yang terjadi?
Bencana alam tsunami.
2) (Where) Di mana terjadi bencana tersebut?
Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi
Sumatra Utara bagian barat.
3) (When) Kapan terjadi bencana tsunami tersebut?
Pada Minggu pagi, sekitar pukul 08.40 WIB, 26 Desember 2004.
4) (Why) Mengapa terjadi bencana tersebut?
Bencana tersebut terjadi karena pergerakan (dislokasi dan deformasi)
lempeng tektonik Samudra Hindia-Australia yang bergesekan dengan
lempeng tektonik Benua Eurasia (bagian Sumatra). Terjadi gempa bumi
ber kekuatan 9,2 skala richter di dasar laut Samudra Hindia. Akibatnya,
air laut yang berada di atasnya terpengaruh dan menjadi gelombang
besar (tsunami). Gelombang menyapu kota serta desa-desa yang berada
di sepanjang pantai barat Aceh dan sekitarnya.
5) (Who) Siapa yang menyebabkannya?
Tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) dan luar
bumi (tenaga eksogen) yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi
berupa gelombang tsunami.
6) (How) Bagaimana cara menanggulanginya?
Daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatra merupakan daerah yang
berpotensi sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu,
cara penanggulangan bencana tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Pembuatan undang-undang untuk tidak mendirikan bangunan
permanen apalagi berbentuk kota besar di sepanjang daerah
jalur gempa dan tsunami yang tertuang dalam undang-undang
perencanaan wilayah.
b) Memberikan penyuluhan (public education) kepada penduduk
tentang kondisi geologis daerah yang berpotensi akan terjadinya
gempa bumi dan tsunami. Sehingga setiap individu selalu waspada
terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi yang disertai
gelombang tsunami.
c) Pengembangan sistem pemantauan terhadap gempa bumi dan
tsunami.
d) Pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan gempa
bumi dan tsunami.

Tema yang paling mendasar dari objek formal geografi adalah region
yaitu kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu atau ciri
khas yang dapat dibedakan dengan daerah lainnya. Karakteristik atau
ciri khas suatu tempat dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia,
atau gabungan dari keduanya.

Terdapat banyak cara untuk menentukan region bergantung pada
kriteria apa yang akan dipergunakan (fisik, sosial, aktivitas ekonomi,
budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan kriteria-kriteria lainnya). Ruang
lingkup atau cakupan region pun sangat bervariasi, seperti desa, kota,
kabupaten, provinsi, negara, atau himpunan-himpunan internasional,
contohnya region Asia Tenggara.

Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan, peng klasifikasian
atau pengelompokan wilayah ke dalam wilayah yang sejenis. Dari pengelom
pokan tersebut pada akhirnya akan tampak daerah yang menunjukkan
adanya persamaan dan perbedaan.

Objek formal studi geografi adalah cara pandang keruangan yang
dituangkan dalam konsep-konsep geografi. Konsep geografi sangat beragam,
salah satunya meliputi lokasi, jarak, tempat, hubungan timbal
balik, gerakan dan perwilayahan.

>>>

Sejarah Geografi dan Tokoh Geografi

A. Sejarah Geografi dan Tokoh Geografi

Pemahaman tentang bumi dimiliki manusia sejak ada di muka bumi ini.
Sejak lahir manusia memerlukan berbagai unsur yang ada di bumi. Unsur
tersebut seperti udara yang bersih, makanan, pakaian, dan permukiman.
Timbulnya tuntutan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup yang
tidak diperoleh dari lingkungan tempat tinggalnya dan adanya hasrat
keingintahuan tentang benda serta gejala yang ada di permukaan bumi.
Mendorong setiap manusia untuk mengadakan perjalanan ke daerah di
luar tempat tinggalnya.

Berkembangnya sistem pengetahuan turut mendorong manusia untuk
mengenal alam dan lingkungannya lebih jauh. Misalnya, perdagangan
antardaerah telah mendorong manusia untuk mengenal daerah di luar
wilayahnya. Dari hasil kunjungan tersebut, mereka dapat mengenal kondisi
alam, penduduk, dan kondisi lainnya. Berbagai hasil perjalanannya tersebut
kemudian disampaikan kepada orang lain sehingga orang lain tertarik untuk
mengunjunginya. Berawal dari perjalanan inilah munculnya ilmu geografi.

Orang yang kali pertama menggali pengertian tentang geografi
berkebangsaan Yunani. Perkembangannya diawali upaya melepaskan diri
dari alam pikiran dan kepercayaan. Kemudian dipengaruhi kepercayaan
bahwa dewa-dewa turut campur dalam segala bentuk kejadian di
bumi.

Dalam masa perkembangan kajian geografi terjadilah Abad
kegelapan (The Dark Ages). Sebagai awal tenggelamnya kebudayaan
dan pengetahuan yang dimiliki bangsa Yunani dan Romawi. Sejalan
dengan Abad Kegelapan di Eropa, muncullah kebudayaan Islam sehingga
geografi mendapatkan perhatian penting. Geografi banyak digunakan
bagi kepentingan perdagangan dan penyebaran agama Islam.
Ilmu pengetahuan di Eropa sempat tidak berkembang pada abad
kegelapan. Akhirnya berkembang kembali setelah berakhirnya Perang
Salib dan kemunculan zaman Renaissance di Eropa. Pada abad XV sampai
sekarang, geografi banyak mengemukakan tentang kajian alam dan
berbagai aspek kehidupan di permukaan bumi.

Sejak kelahirannya sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh yang
memberikan batasan mengenai kajian geografi. Para tokoh tersebut di
antaranya sebagai berikut.

1. Erathosthenes

Erathosthenes ialah orang pertama yang paling berjasa memperkenalkan
istilah geografi. Berasal dari kata Geographika artinya Writing about
Earth or Description of The Earth.
Erathosthenes membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bola.
Hal ini dibuktikan melalui pengukuran pada saat matahari berada di
Belahan Bumi Utara tepatnya di Kota Aswan (Seyne) dengan membuat
sumur sehingga sinar matahari tepat tegak lurus di atas sumur tersebut.
Pembuktian ini dilanjutkan dengan membandingkan sudut datang sinar
matahari di Kota Iskandariah sehingga diperoleh hasil bahwa keliling
bumi berjarak 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil dari pengukuran
tersebut sama dengan keliling bumi yang sebenarnya.

2. Crates

Crates ialah orang yang mengembangkan hasil pengukuran
Erathosthenes menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang sederhana.
Crates membuat tiga benua tambahan sebagai penye imbang globe

yang dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau
benua selatan yang besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.

3. Claudius Ptoleumaeus

Claudius Ptoleumaeus dianggap sebagai peletak dasar geografi yang
pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis, Ptolemaeus
memberikan batasan geografi. Geografi adalah suatu penyajian dengan
menggunakan peta yang menunjukkan kenampakan umum di muka bumi.

4. Bernhardus Varenius

Bernhardus Varenius mengemukakan pendapat bahwa dalam geografi
terdapat dualisme. Pada satu pihak geografi mempelajari proses dan
fenomena yang bersifat alamiah. Selain itu di lain pihak kajian dari disiplin
ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang terjadi dan
berkembang dalam masyarakat.

Atas dasar inilah Varenius membagi geografi menjadi dua bagian, yaitu
sebagai berikut.

a. Geografi Generalis, yang mencakup tiga bagian sebagai berikut.
1) Teresterial, yaitu pengetahuan bumi sebagai keseluruhan bentuk
dan ukurannya.
2) Falakiah, yaitu membicarakan relasi bumi dengan planet dan
bintang-bintang di jagat raya.
3) Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara
keseluruhan.

b. Geografi Sosialis, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakan keadaan
iklim.
2) Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora dan
fauna di berbagai negara.
3) Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai penduduk,
perdagangan, dan pemerintahan di berbagai negara.

5. Immanuel Kant

Immanuel Kant dianggap sebagai peletak dasar geografi modern dan
pengembang paham fisis determinis. Beliau menganggap geografi sebagai
suatu disiplin ilmiah.

Menurut Kant, ilmu pengetahuan dapat dipandang dari tiga sudut
yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

a. Ilmu pengetahuan yang menggolong-golongkan fakta berdasarkan
jenis objek yang mempelajarinya disebut ilmu pengetahuan sistematik.
Misalnya, Botani, Geologi, dan Sosiologi.
b. Ilmu pengetahuan yang memandang gabungan antarfakta sepanjang
masa. Ilmu pengetahuan yang mempelajarinya adalah Sejarah.
c. Ilmu pengetahuan yang memandang fakta-fakta yang berkenaan dengan
ruang. Ilmu pengetahuan yang mempelajarinya adalah Geografi.

6. Alexander von Humbolt

Alexander von Humbolt memberikan batas-batas di antara ilmu pengetahuan
dan membaginya ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
a. Physiography, ilmu yang sistematik.
b. Naturchicte, penekanannya terhadap semua hal yang berhubungan
dengan waktu.
c. Geognesie oder weltbeschreibung, uraian tentang bumi atau dunia
yang membahas mengenai persebaran pola keruangan.
Berdasarkan tulisannya mengenai kajian geografi, Humbolt dikenal
sebagai peletak dasar geografi fisika modern.

7. Karl Ritter

Karl Ritter berpendapat bahwa alam menjadi faktor utama. Faktor
alam menentukan gejala kemanusiaan (fisis determinis). Ritter dikenal
sebagai peletak dasar geografi sosial.

Pada awalnya banyak ahli geografi yang menganut paham fisis
determinis. Semenjak abad XIX banyak ahli geografi yang berupaya
meninggalkan faham fisis determinis. Terutama paham yang dikembangkan
Paul Vidal de la Blace yang dikenal pelopor aliran Prancis,
yaitu possibilisme.

Menurut aliran possibilisme alam hanya menawarkan beberapa
kemungkinan terhadap manusia dan manusia sendiri yang memilih
kemungkinan-kemungkinan tersebut. Manusia memiliki akal dan
pikiran untuk memperbaiki kehidupannya melalui kemungkinan yang
ditawarkan alam.

>>>